Home / Detikpedia / Kebijakan Moneter: Pengertian, Instrumen, Dan Contoh

Kebijakan Moneter: Pengertian, Instrumen, Dan Contoh

Gedung bank Indonesia (BI).
Kebijakan moneter diambil pemerintah lewat bank sentral Foto: Rengga Sancaya

Daftar Isi

Jakarta

Dalam mengendalikan keuangan dalam sebuah negara, pemerintah menerapkan banyak sekali kebijakan untuk sanggup mengontrol nilai mata uang. Kebijakan yang berperan penting dalam mengendalikan perekonomian sebuah negara diantaranya ada kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

Pemerintah bareng dengan bank sentral berkolaborasi bareng menggunakan kedua instrumen ekonomi tersebut untuk meraih tujuan ekonomi yang diharapkan.

Pada postingan ini, kita akan mengulas lebih dalam perihal kebijakan moneter. Apa yang dimaksud kebijakan moneter? Yuk simak klarifikasi berikut ini.

Arti Kebijakan Moneter

Kebijakan pemerintah di bidang keuangan yakni kebijakan moneter. Kebijakan moneter biasanya ditujukan untuk mempertahankan nilai rupiah dengan cara mengendalikan jumlah duit yang beredar.

Baca juga: Apa itu Inflasi? Berikut Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Jenisnya

Baca juga: Ekonomi Makro Adalah: Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup dan Contohnya

Dikutip dari e-Modul Pembelajaran Sekolah Menengan Atas Ekonomi Kelas XI yang ditulis oleh Basuki, SPd, MM, kebijakan moneter yakni kebijakan pemerintah lewat bank sentral selaku pemegang otoritas moneter untuk mengendalikan jumlah duit yang beredar dalam rangka meraih stabilitas ekonomi.

Sebagai pemegang otoritas moneter, bank sentral dalam konteks Indonesia yakni Bank Indonesia, tidak dapat asal pilih mencetak duit dalam jumlah banyak dan tak terbatas ataupun terlalu sedikit.

Apabila jumlah duit yang dicetak dan diedarkan oleh pemerintah terlalu banyak, maka akan memiliki pengaruh pada penurunan nilai mata duit sehingga membuat inflasi. Jika nilai inflasi menjadi tidak terkontrol, maka harga-harga barang pasar akan meroket sehingga berakibat pada krisis ekonomi.

Demikian pula kalau jumlah duit yang beredar terlalu sedikit, maka proses perkembangan ekonomi akan terganggu. Masyarakat akan sukar mendapat uang, daya beli pasar menjadi rendah, perusahaan akan menutup acara ekonomi mereka, dan berakibat krisis ekonomi dalam sebuah negara.

Oleh alasannya itu, terdapat dua jenis kebijakan moneter. Pertama kebijakan moneter ekspansif juga disebut dengan kebijakan moneter longgar (easy money policy). Kedua, kebijakan moneter kontraktif (tight money policy) yakni sebuah kebijakan dalam rangka meminimalkan jumlah duit yang beredar.

Dengan demikian, pemerintah lewat Bank Indonesia mesti mencetak dan mengedarkan duit dengan jumlah yang tepat. Artinya, kebijakan moneter ada untuk mengendalikan jumlah duit yang beredar.

Baca juga: Pasar Oligopoli: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh

Instrumen Kebijakan Moneter

Dalam menerapkan kebijakan moneter, dikutip dari e-Modul Pembelajaran Sekolah Menengan Atas Ekonomi Kelas XI, Bank Sentral melakukan dengan instrumen kebijakan berikut ini:

1. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Policy)

Kebijakan ini berniat untuk memengaruhi jumlah duit yang beredar dengan cara berbelanja atau memasarkan surat bermanfaat milik pemerintah, menyerupai Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Pada di saat perekonomian mengalami inflasi, maka pemerintah akan memasarkan surat-surat bermanfaat mereka terhadap masyarakat. Hal ini mmemungkinkan penarikan jumlah duit yang beredar di penduduk sehingga sanggup masuk ke kas negara.

Sedangkan, kalau duit yang beredar sedikit maka pemerintah akan berbelanja surat-surat bermanfaat tersebut sehingga duit kas negara akan keluar dan jumlah duit yang beredar akan bertambah.

2. Kebijakan Diskonto (Discount Policy)

Dalam mengendalikan jumlah duit yang beredar di masyarakat, Bank Sentral sanggup mengoptimalkan dan menurunkan tingkat suku bunga bank umum. Jika suku bunga dinaikkan maksudnya untuk menumbuhkan impian menabung sehingga jumlah duit beredar sanggup berkurang.

Sedangkan, kalau Bank Sentral menurunkan tingkat suku bunga maka penduduk akan condong menawan dana dari bank menyerupai melakukan pinjaman sehingga jumlah duit yang beredar sanggup bertambah.

3. Kebijakan Cadangan Kas Negara (Cash Ratio Policy)

Selain mengoptimalkan dan menurunkan suku bunga, Bank Sentral juga sanggup mengontrol jumlah cadangan kas minimum di bank umum. Kebijakan ini ialah sebuah kebijakan dengan menentukan jumlah minimum yang mesti ada pada bank.

Misalnya bank memiliki duit Rp 100.000.000 kemudian Bank Sentral menentukan cadangan minimum 20%, maka duit yang boleh diedarkan oleh bank tersebut maksimum Rp 80.000.000 hingga Rp 100.000.000.

Dengan demikian, cadangan yang mesti ada dalam bank tersebut sebesar Rp 20.000.000 dan jumlah tersebut ialah persediaan higienis dari bank. Hal ini berniat untuk mengontrol kesanggupan bank untuk melakukan pinjaman pada masyarakat.

4. Kebijakan Kredit Selektif

Kebijakan ini dijalankan oleh Bank sentral untuk menegaskan bahwa bak-bank menampilkan pinjaman atau investasi sesuai dengan syarat yang ditetapkan.

Umumnya, kebijakan ini dijalankan pada di saat ekonomi sedang mengalami tanda-tanda inflasi. Kebijakan ini dijalankan dengan memperketat syarat-syarat tunjangan kredit lewat faktor 5C yakni character, capacity, collateral, capital, dan condition.

5. Kebijakan Persuasi Moral (Moral Suasion)

Kebijakan ini ialah kebijakan Bank Sentral untuk mengadakan konferensi pribadi dengan bank-bank guna meminta mereka melakukan tindakan tertentu.

Misalnya lewat pengumuman, pidato, dan edaran untuk mengajak ataupun melarang pelepasan pinjaman dan simpanan terhadap sektor tertentu.

Contoh Kebijakan Moneter

Dikutip dari buku The Economics of Money, Banking and Financial Markets karya Frederic S. Mishkin, pada tahun 1970-an penargetan moneter dijalankan oleh beberapa negara menyerupai Jerman, Swiss, Kanada, Inggris, Jepang dan Amerika Serikat.

Pada tahun 1979, Amerika Serikat memberitahu terhadap publik perihal target-target perkembangan duit beredar mereka.

Melalui mekanisme operasi pasar terbuka yang dijalankan oleh The Fed (Federal Reserve System) selaku bank Sentral Amerika Serikat, mereka secara sarat sukses mengendalikan jumlah duit yang beredar.

Kontrol jumlah duit dijalankan dengan melakukan perdagangan Surat Berharga Pemerintah atau sekuritas menyerupai obligasi, wesel, dan tagihan.

The Fed akan berbelanja sekuritas di saat ingin mengembangkan peredaran duit dan kredit, kemudian menjualnya di saat ingin meminimalkan aliran peredaran uang.

Nah, itulah klarifikasi perihal kebijakan moneter. Arti kebijakan moneter sendiri merujuk pada instrumen kebijakan pemerintah yang dijalankan lewat bank sentral untuk mengontrol jumlah duit yang beredar.

20D

Video: OJK Lihat Investor Saham dan Kripto Mulai Beralih ke Deposito Bank

20D

Video: OJK Lihat Investor Saham dan Kripto Mulai Beralih ke Deposito Bank


moneterekonomibank sentralkeuanganuang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *