
Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bareng jajarannya mendampingi pribadi Lurah Pudakpayung dalam verifikasi dan pemaparan Lomba Kelurahan Berprestasi Tingkat Nasional di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Kamis (19/8/2024).
Usai pemaparan, Hevearita atau sapaan akrabnya Mbak Ita mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas penghargaan yg didapat Kelurahan Pudakpayung sebab telah masuk nominasi tiga besar tingkat nasional buat regional Jawa-Bali.
“Tentu ini menjadi penyemangat kota Semarang atas janji membuatkan seluruh kelurahan-kelurahan yang ada di Kota Semarang. Nir menyaksikan kelurahan itu ada di Semarang bawah, atas maupun tengah, tetapi untuk kemakmuran yg merata di kota Semarang,” ujar Mbak Ita dalam informasi tertulis Selasa (24/9/2024).
Baca juga: Rawat Warisan Budaya, Pemkot Semarang Raih Penghargaan JKPI Award |
Menurut Mbak Ita, ada banyak hal yang disorot oleh mentor dan dewan juri dalam sesi pemaparan kontes kelurahan berprestasi tingkat nasional kali ini. Terutama terkait pengelolaan dan penanganan sampah di masyarakat.
Inovasi Warga Pudakpayung Semarang
Masyarakat di Kelurahan Pudakpayung sudah mengawali kegiatan pilah sampah dari lingkup terkecil di rumah tangga. Sampah-sampah di tingkat rumah tangga tersebut mulai dimanfaatkan dan disaring di Bank Sampah Payung Lestari sebelum ke Loka Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.
Mbak Ita mengakui di sekarang ini Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sedang membuatkan banyak sekali inovasi bareng Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) buat pengelolaan sampah. Ia menerangkan dari 100 kilogram sampah plastik yg terkumpul sanggup diubah menjadi 100 liter materi bakar setara solar.
“Saat ini kalian sedang membuatkan project yg sedang pekerjaan sama dengan BRIN. Makara salah satunya yaitu pengelolaan limbah sampah plastik buat menjadi materi bakar setara solar,” kata Mbak Ita.
Baca juga: Mbak Ita Gandeng BRIN Tanam Bawang Merah Lokananta, Bisa Panen 20 Ton/Ha |
“Ini sudah kami anggarkan di APBD pergantian bagi kalian sanggup bagikan di dua titik, salah satunya di Pudakpayung,” ujarnya.
Selanjutnya, Mbak Ita menerangkan pengembangan dengan BRIN terkait budidaya lobster air tawar. Lobster air tawar ini mengonsumsi sampah-sampah organik berupa sayur mayur, sehingga lobster ini kondusif untuk penderita kolesterol.
“Ini juga salah satu upaya mengangkat potensi, sebab di Pudakpayung airnya berasal dari sumber mata air yg tak pernah kering. Hasil budidaya, jikalau di tingkat petani, harganya Rp 150 ribu per kg dengan ongkos operasional hanya 60-70 ribu. Kalau ekspor harganya sanggup meraih Rp 300 ribu. Makara ini salah satu upaya penanganan sampah juga, khususnya sampah organik,” kata Mbak Ita.
Bukan hanya wacana pengelolaan dan penanganan sampah, dewan juri juga menyinari kendala lahan hijau bagi pemukiman serta proyeksi ke depan.
“Untuk lahan, Alhamdulillah kita milik peta geospasial. Kami tahun 2023 menjadi juara kedua tingkat nasional bagi penataan geospasial dan Peraturan Daerah RT RW. Di situ telah ada masterplannya terkait perizinan-perizinan perumahan,” imbuhnya.
Mbak Ita menambahkan, Pemkot Semarang meminta para pengembang memperhatikan terkait drainase mengingat topografi di Kelurahan Pudakpayung yg berbukit-bukit.
Baca juga: Permudah Izin Perumahan, Pemkot Semarang Raih Penghargaan dari REI |
“Perizinan kami juga transparan, sehingga gres saja kemarin kami menemukan penghargaan dari REI Jawa Tengah buat perizinan perumahan terbaik se-Jawa Tengah,” ucapnya.
Ad interim itu, pengembangan potensi di Kelurahan Pudakpayung terdapat desa rekreasi serta tempat-tempat bersejarah yg sanggup dikembangkan. Lalu, ada pula destinasi yang lain bagi rekreasi religi menyerupai Pagoda, serta rumah apung buat hotel kremasi.
“Kami juga gres tahu, sehabis ada perjalanan ritual biksu Thudong dari Thailand bahwa di situ yaitu tempat pertama kali pentahbisan biksu di Indonesia. Makara di ketika Hari Raya Waisak, bikhu-bikhu itu jalan dan kemudian mampir ke situ. Ini yang hendak kita kembangkan jadi salah satu rekreasi religi,” paparnya.
Baca juga: Mantap! Pemkot Semarang Raih 2 Penghargaan TP2DD Tingkat Nasional |
Dengan banyaknya potensi tersebut, Mbak Ita berharap Kelurahan Pudakpayung sanggup menjadi kelurahan terbaik. Ia juga berharap prestasi Kelurahan Pudakpayung sanggup menjadi penyemangat kelurahan yang lain bagi sanggup maju lagi di tingkat nasional.
Lurah Pudakpayung Pamirah turut menerangkan banyak potensi wilayah yang dikembangkan, tergolong kampung tematik sampai pengembangan destinasi wisata.
“Di tempat kita daerahnya masih hijau dan sungguh luas. Tapi tetap kalian mesti bareng mempertahankan lahan tetap aman. Nir serta merta jadi tempat perumahan atau pemukiman. Karena menurut peta BPN telah ada wilayah-wilayah hijau yg memang tidak bagi pembangunan dan perumahan. Untuk pelestarian, kalian ada penanaman penghijauan dan di wilayah atas ada sumur sumur resapan,” jelasnya.